IHSG Menguat di Perdagangan Perdana 2025, Bank dan Energi Jadi Penopang Utama

Pada hari Kamis, 2 Januari 2025, perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai dengan optimisme tinggi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara seremonial di gedung BEI, menandai awal perdagangan tahun ini. Sentimen positif terlihat sejak awal perdagangan, dengan IHSG dibuka di level 7.092,43 dan terus bergerak menguat selama sesi pertama.

Pada sesi pertama perdagangan, IHSG berhasil mencatat kenaikan 0,73% ke level 7.131. Sepanjang sesi pagi, indeks sempat mencapai titik tertinggi di 7.128,82 sebelum stabil mendekati penutupan sesi pertama. Pergerakan IHSG ini menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia di awal tahun, dengan dukungan kuat dari sektor-sektor unggulan seperti perbankan dan energi.

Performa Saham-Saham Perbankan

Sektor perbankan menjadi penopang utama penguatan IHSG pada perdagangan perdana 2025. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan kenaikan sebesar 1,28% ke level Rp9.675, memberikan kontribusi besar terhadap penguatan indeks. Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) juga menunjukkan performa positif, naik 0,5% ke level Rp10.100.

Tidak hanya itu, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) menjadi salah satu yang paling bersinar pada hari ini, dengan kenaikan signifikan sebesar 3,62% ke level Rp1.285. Kinerja BBTN menempatkannya sebagai salah satu top gainers di indeks LQ45. Saham sektor perbankan lainnya, seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), juga mengalami penguatan, memberikan sinyal bahwa sektor ini masih menjadi andalan pasar modal Indonesia.

Sektor Energi dan Properti Mendukung Tren Positif

Selain sektor perbankan, saham-saham di sektor energi juga mencatatkan performa yang mengesankan. Saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) naik 1,94% ke level Rp1.050, menunjukkan respons positif pelaku pasar terhadap prospek pertumbuhan sektor energi di tengah stabilitas harga komoditas global. Saham lain seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga mengalami penguatan, mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap potensi sektor energi pada tahun 2025.

Di sektor properti, saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menjadi sorotan dengan kenaikan 3,33% ke level Rp930. Kinerja SMRA, yang juga termasuk dalam indeks LQ45, memberikan sinyal positif bahwa sektor properti masih menarik perhatian investor, terutama di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih kuat tahun ini.

Kapitalisasi Pasar dan Aktivitas Perdagangan

Pada perdagangan pagi ini, kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.380 triliun. Sebanyak 257 saham mengalami kenaikan harga, 173 saham melemah, dan 211 saham stagnan. Aktivitas perdagangan cukup ramai, dengan volume transaksi mencapai 12,7 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp6,2 triliun.

Saham-saham unggulan atau blue chip, yang tergabung dalam indeks LQ45, menjadi motor utama penguatan IHSG. Pelaku pasar juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap saham-saham dengan fundamental kuat, yang mencerminkan ekspektasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sentimen Pasar yang Mendukung

Optimisme pasar tidak lepas dari sejumlah faktor positif yang mendukung. Dibukanya perdagangan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan kepercayaan diri kepada pelaku pasar bahwa pemerintah akan terus mendukung stabilitas ekonomi dan pertumbuhan pasar modal. Selain itu, data ekonomi yang menunjukkan perbaikan pada akhir tahun 2024 turut menjadi katalis bagi penguatan IHSG.

Dari sisi global, stabilitas harga komoditas dan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah juga menjadi sentimen pendukung. Hal ini memberikan angin segar bagi sektor-sektor berbasis komoditas seperti energi dan pertambangan, yang diharapkan mampu terus mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun.

Prospek IHSG di Tahun 2025

Sejumlah analis memperkirakan IHSG akan terus bergerak dalam tren positif sepanjang tahun ini, meskipun tetap ada potensi volatilitas akibat dinamika pasar global. Dalam laporan risetnya, beberapa sekuritas memproyeksikan IHSG dapat menembus level 7.500 hingga 8.000 pada akhir tahun, dengan sektor perbankan, energi, dan properti sebagai penopang utama.

Namun, pelaku pasar tetap disarankan untuk mencermati sejumlah faktor eksternal, seperti potensi perubahan kebijakan moneter global dan fluktuasi nilai tukar rupiah, yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks.

Penutup Sesi Perdana

Hingga sesi pertama ditutup, IHSG masih menunjukkan tren penguatan, mencerminkan optimisme yang tinggi di kalangan pelaku pasar. Dengan dukungan dari saham-saham perbankan, energi, dan properti, perdagangan perdana tahun 2025 memberikan awal yang menjanjikan bagi pasar modal Indonesia.

Sumber:

CNBC Indonesia

Kontan

Bisnis

Scroll to Top